Pada suatu malam kelabu aku terhanyut dalam sepiku
belajar menyelami pikiran dan hatiku
menggoreskan kepedihan hati pada secarik kertas biru
meluapkan perih di hati yang semakin merasuk
Terasa luka hati makin terkoyak
dada ini menyesak, amat sesak!
tak mampu lagi menahan arus yang merangsak
tak tahan ku buka mulut untuk berteriak
Tapi tak ada suara yang terdengar
tak ada pula air mata yang keluar
dalam himpitan yang semakin kuat ku tersadar
memang tak ada juga yang kan mendengar
Ruang sekitarku semakin gelap dan memburam
cahaya dari jendela terlihat semakin temaram
kupandangi awan hitam di langit malam
sekelam hati yang sedang suram
Aku menyerah!
tak sanggup lagi ku berjalan tanpa arah
tanpa ada kawan dampingi melangkah
takkan cukup kuat kuseret hati yang berdarah
Dalam tubuh yang semakin melemah
terbaring dalam genangan darah yang tertumpah
sadarku terseret semakin jauh dalam lelah...
Secercah Awan Kelabu
Read User's Comments1
Jalani Saja
23.56 |
Rasa ini datang lagi
walau sungguh tak kunanti
sungguh pula tak kuingini
tapi hati tak mungkin ku pungkiri
Ku tahu tak pantas ku merasa
saat ada pria setia tak banyak kata
slalu siap hadir dalam suka duka
isi hari dengan tawa candanya
Tapi haruskah ku mengelak
haruskah rasa ini kutolak
ingin hati ini berontak
lepas beban dengan teriak
Ku butuh kamu dan juga dia
satu untuk buat ku tertawa
lainnya untuk buat sikapku semakin dewasa
tak tahu harus pilih yang mana
kata klise pun datang, jalani saja
Langganan:
Postingan (Atom)