Gerimis di Sore Hari

Selesai sudah makan-makan sederhana untuk merayakan ulang tahunku yang ke 17. Kawan-kawan berterima kasih padaku dan menyalamiku sekali lagi. Lalu aku kembali ke sekolah untuk menunggu ibuku datang menjemput. Kusempatkan memasuki toko buku di depan sekolah untuk membeli buku yang kutaksir sejak lama. Mumpung punya uang, pikirku. Setelah membeli buku itu, Gara-Gara Jilbab karya Asma Nadia dan teman-teman, aku kembali ke toko serba ada di samping toko buku tersebut untuk menunggu ibuku datang sambil membaca.
Akhirnya ibuku datang juga. Aku segera naik ke boncengan. Ibu bercerita bahwa kakakku yang pertama sedang ribut di rumah mencari dompetnya yang hilang. Ah, paling dia taruh di bawah bantal, ujarku dalam hati. Mendadak aku tersadar ketika aku mencium bau itu. Bau yang paling kucintai dari semua bau. Ya, bau air hujan...Aku mendongak ke langit. Kulihat awan kelabu tebal di atas sana. Alhamdulillah bila hari ini hujan, tanamanku bisa tumbuh subur, pikirku sambil tersenyum.
Sesampainya di rumah, aku berganti baju dan meneruskan membaca buku baruku sambil mengunyah cemilan dengan santai. Handphone ku bergetar menandakan sms masuk. Tertera  Exit Ibaz di layar. Dia menanyakan apakah aku akan berangkat bimbel (bimbingan belajar). Aku berpikir-pikir,berangkat nggak ya?? Rasanya malas sekali untuk berangkat. Pasti AC di ruang belajar dingin sekali, apalagi angin justru berhembus dingin. Akhirnya aku beranjak dari tempat tidur dan memilih-milih pakaian. Sedang asyik memilih, tiba-tiba hape ku bergetar lagi. Ibas berkata bahwa les libur. Hah, leganya.
Aku merasa tubuhku gerah dan tidak nyaman. Lalu aku keluar untuk mengambil pakaian yang berada di jemuran. Saat aku menyambar kucing gendutku yang sedang berbaring manja, aku merasa titik-titik air mulai turun. Medadak saja hujan sudah turun dengan deras. Aku yang sedang menggendong kucing lalu mulai berpikir jahil. Aku berjalan ke tengah kebun yang basah oleh hujan, lalu aku menengadah dan kuarahkan kucing di gendonganku hingga dia terkena air hujan. Kulihat wajahnya yang gelagapan berusaha menghindari air dan menyembunyikan wajahnya di pelukanku. Aku tertawa dan berjalan ke garasi sambil mengelusnya. Aahh, senangnya bisa merasakan air hujan di kulitku lagi. Allah memang Maha Pengasih... :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar