Akulah Gayatri Rajapatni
hanya bisa haturkan sembah bekti
turuti apa yang bukan kehendak diri
semata taati darah dan gelar nan suci
Tak mampu sekalipun mulut terbuka
membantah apa mau Sang Baginda Wijaya
tak mampu pula berontak krama
demi perjuangkan hasrat dalam dada
Aku memang tak seperti Ayunda Tribhuana
yang biasa ditanya dan diajak bicara
analisis keadaan pemerintahan Baginda
Bukan pula seperti Ayunda Mahadewi
yang terkasih di antara permaisuri
tenangkan jiwa Raja tiap hari
Tidak pula seperti Ayunda Jayendradewi
teguh kukuh menjaga cinta suci
setia guru laki hingga mati
Apalagi seperti Indreswari Stri Tinuheng Pura
yang hanya bisa bermanja pada Kakanda
merengek mohon Kala Gemet Putera menjadi Raja
Aku, Rajapatni, berbeda!
walau terbiasa tundukkan kepala
bahkan kala ego diri meraja
Sang Baginda takkan mampu murka
hanya denganku Baginda bak Syiwa-Uma
hanya aku sang penurun penerus tahta
turunkan penerus yang lebih mulia dari Ayahandanya
Memang aku bukanlah puteri suci
aku telah berani membagi hati
menjalin kasih dengan lain lelaki
ksatria gagah idaman hati
tapi tlah usang seiring langkah menjadi permaisuri
Dalam diam ku berusaha
tetap tunduk tanpa mencela Baginda
semata pertahankan harga diri wanita
walau tuk itu harus berkorban rasa
Gores Luka Sang Rajapatni
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar